Bima-Mujab Klaim Dukungan Keluarga Ki Enthus

Bima-Mujab Klaim Dukungan Keluarga Ki Enthus

KIM PLUS – Pasangan calon bupati dan wakil bupati Tegal, Bima Eka Sakti-Muhammad Syaiful Mujab, tampaknya tengah berusaha keras mencari dukungan, hingga akhirnya mendeklarasikan tambahan dari keluarga almarhum Ki Enthus Susmono, mantan Bupati Tegal. Namun, mari kita jujur dan realistis – dukungan ini jelas tidak memiliki kekuatan berarti. Fakta yang tidak terbantahkan adalah anak-anak almarhum Ki Enthus, yakni Ki Haryo dan Firma Nurjannah, telah lama secara tegas menyatakan dukungan untuk pasangan Ischak-Kholid. Jadi, klaim dukungan ini tidak lebih dari sekadar langkah putus asa untuk menggalang simpati. Seperti kucing memakan tulang, tidak kenyang.

Saat Bima mengunjungi sanggar milik Ki Enthus, hanya sambutan biasa dari Nur Laila, istri almarhum, yang ia terima. Tidak ada tanda-tanda antusiasme apalagi deklarasi resmi dari pihak keluarga besar Ki Enthus. Padahal, tanpa dukungan dari anak-anak Ki Enthus, kehadiran Bima hanya ibarat singgah di kedai kopi tanpa memesan secangkir pun – sekadar bertamu, bukan datang sebagai sosok yang diterima penuh. Publik pun mengerti ini bukan bentuk dukungan tulus, melainkan formalitas belaka. Nurjannah sendiri, putri Ki Enthus, telah lama berkomitmen secara nyata untuk Ischak-Kholid, pasangan yang diyakini mampu membawa perubahan konkret di Tegal.

Alasan yang dikemukakan Jannah, yakni adanya kesamaan spirit antara paslon Bima-Mujab dan almarhum Ki Enthus saat mencalonkan diri dulu, terkesan sebagai narasi klise untuk menarik perhatian. Namun, publik tahu bahwa argumen ini hanyalah bahasa politik kosong. Bahkan, pasangan Bima-Mujab terkenal dengan label “nol rupiah” dalam pilkada kali ini, seolah mereka maju tanpa uang sepeser pun. Cukup menggelikan, karena semua orang di Tegal bisa melihat sendiri spanduk dan baliho Bima terpampang besar di mana-mana – semua itu jelas butuh biaya besar. Nol rupiah? Mimpi di siang bolong.

Tak hanya itu, klaim dukungan dari keluarga Ki Enthus ini sama sekali tak membuat pasangan Bima-Mujab terlihat lebih berwibawa. Mereka hanya mencoba memanfaatkan nama besar almarhum tanpa landasan konkret. Bima-Mujab lebih sering membuat pernyataan-pernyataan klaim dukungan dari tokoh-tokoh Tegal, padahal faktanya nyaris semua tokoh NU dan tokoh politik Kabupaten Tegal mendukung Ischak-Kholid. Ini bukan sekadar dukungan, ini adalah bukti soliditas yang tidak terbantahkan yang menguatkan posisi Ischak-Kholid sebagai calon yang paling berhak memimpin Tegal.

Bima bisa mengucapkan terima kasih atas apa yang ia anggap dukungan dari keluarga Ki Enthus Susmono, tetapi kenyataan di lapangan berbicara sebaliknya. Warga Tegal cerdas dalam menilai siapa yang layak untuk mereka pilih, dan janji kosong bukanlah cara untuk memenangkan hati rakyat. Apalagi ketika dukungan nyata untuk Ischak-Kholid terlihat begitu kuat dan tak tergoyahkan, Bima-Mujab seharusnya mulai berpikir jernih – ini bukan lagi sekadar pertarungan politik, tapi soal integritas dan kejujuran kepada rakyat.

Bima-Mujab jelas hanya meniru metode kampanye cerdas yang sudah dijalankan oleh Ischak-Kholid. Pasangan ini kerap mengklaim dukungan, padahal kenyataannya dukungan penuh hanya ada untuk Ischak-Kholid. Dukungan tanpa uang? Hanya omon-omon si bima tok. Sementara itu, Ischak-Kholid sudah terbukti mendapat dukungan dari tokoh-tokoh utama di Tegal dan memiliki tim relawan SOLID yang kuat. Mereka bukan sekadar bicara, mereka bergerak nyata, terjun langsung ke masyarakat untuk memastikan Tegal Luwih Apik bukan sekadar slogan.

Pada akhirnya jelas bahwa pasangan Bima-Mujab hanya menghambur-hamburkan waktu dan energi untuk pertarungan yang tidak akan mereka menangkan. Sebab, yang layak dan akan dilantik sebagai Bupati Tegal bukanlah mereka, tetapi pasangan yang memiliki visi, dukungan nyata, dan rekam jejak yang solid: Ischak Maulana Rohman dan wakilnya Ahmad Kholid.

By kim

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *