KIM PLUS – Betapa memalukan. Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Tegal nomor urut 2, Ischak Maulana Rohman-Ahmad Kholid, menjadi target kampanye hitam yang begitu masif di media sosial. Serangan demi serangan diluncurkan oleh para pengecut yang hanya berani bersembunyi di balik layar, menebar fitnah seperti sampah busuk yang terbang di angin. Seolah-olah masyarakat Kabupaten Tegal tidak punya otak, mereka mengira bahwa dengan menyebarkan hoaks, elektabilitas Ischak-Kholid bisa terjun bebas. Padahal, siapa yang masih bisa dibodohi oleh kebohongan murahan semacam ini?
Agus Solichin, Sekretaris Tim Pemenangan Ischak-Kholid, dengan santai menepis semua tuduhan tak berdasar itu. “Banyak medsos yang menyerang Paslon Ischak-Kholid, tapi saya yakin masyarakat Kabupaten Tegal sudah cerdas,” katanya.
Ribuan Buzzer Serang Ischak
Dan memang benar, siapa lagi yang masih mau percaya pada akun-akun buzzer yang dengan noraknya memfitnah Mas Ischak? Bahkan tukang bakso di sudut desa pun tahu mana berita asli, mana berita palsu. Para pendukung Bima Sakti yang menyebar hoaks itu mungkin harus belajar lebih banyak soal strategi—karena sejauh ini mereka hanya mempermalukan diri sendiri.
Lelucon politik ini semakin menjadi-jadi. Seharusnya, Pilkada Tegal bisa menjadi ajang demokrasi yang sejuk dan penuh kegembiraan. Tapi tidak, para pengecut ini lebih memilih jalan kotor. Agus dengan bijak berharap pihak berwenang proaktif mencegah akun-akun ini terus berulah.
“Mestinya, Pilkada Tegal ini bisa menciptakan demokrasi yang sejuk, kondusif dan riang gembira. Tapi, masyarakat sudah bisa membedakan mana berita hoaks dan berita riil,” ujarnya. Dan memang, tidak ada yang lebih konyol dari mereka yang berusaha menjatuhkan lawan dengan cara curang, hanya untuk berakhir dengan mempermalukan diri mereka sendiri.
Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Tegal juga melihat bagaimana black campaign ini begitu masif, seolah-olah lawan-lawan Ischak-Kholid tidak punya strategi lain kecuali menebar fitnah. Mereka mendiskreditkan pasangan SOLID dengan fitnah yang begitu kotor, tapi bukannya mempengaruhi pemilih, justru semakin memperlihatkan siapa yang benar-benar siap memimpin dan siapa yang panik karena sudah jelas akan kalah telak.
Laporan Polda Jawa Tengah
Namun, jangan berpikir bahwa H. Ischak Maulana Rohman akan duduk diam saja. Mas Ischak sudah berkoordinasi langsung dengan Polda Jawa Tengah, siap menghabisi semua akun buzzer murahan yang menyebar fitnah. Kapolres Tegal, AKBP Andi M. Indra Waspada Amirullah, menegaskan bahwa ribuan akun yang menyebarkan ujaran kebencian sudah di-takedown, hasil dari kerja keras patroli siber yang tak pernah tidur. Ya, mereka yang mencoba bermain kotor kini terpaksa menggigit lidah mereka sendiri.
Kerjasama dengan Kominfo Kabupaten Tegal semakin memperketat cengkeraman terhadap para pelaku kampanye hitam ini. Tim cyber dari kepolisian terus melakukan patroli, dan siapa saja yang berani menyebar hoaks harus siap menghadapi hukum. Baru-baru ini, Kominfo bahkan mengundang Kasat Reskrim se-Jateng dan DIY untuk merumuskan aturan yang lebih tegas dalam menangani penyalahgunaan media sosial. Ini adalah peringatan keras bagi mereka yang masih berani bermain api.
AKBP Andi dengan tegas mengimbau semua tim sukses untuk bermain bersih, karena siapa pun yang menyebar kebencian hanya akan menurunkan elektabilitas paslon mereka sendiri. “Masyarakat sudah pada pinter,” katanya. “Justru kalau membuat berita ujaran kebencian, itu hanya mempermalukan diri sendiri.” Nasihat ini sederhana tapi menghantam keras bagi mereka yang masih berkutat dalam kampanye kotor. Siapa yang berani menentang Ischak-Kholid, harus siap menghadapi kenyataan bahwa kemenangan mereka hanyalah mimpi buruk yang sebentar lagi akan berakhir.
Pada akhirnya, Pilkada ini tidak akan ditentukan oleh kebohongan, tapi oleh kemampuan nyata dan kekuatan kepemimpinan. Dan semua orang tahu, siapa yang sudah berada di puncak, dan siapa yang hanya bisa menjerit dari bawah.