Masa Kecil Ischak Maulana Rohman: Dulu Saya Sangat Susah

KIM PLUS – Kisah hidup Ischak Maulana Rohman, Bakal Calon Bupati Tegal, adalah salah satu contoh luar biasa tentang bagaimana seseorang bisa bangkit dari kemiskinan, melalui ketekunan, kerja keras, dan pentingnya pendidikan. Meski masa kecilnya penuh dengan kesulitan, Ischak tidak pernah berhenti bermimpi besar dan bekerja keras untuk mencapai impiannya. Apa yang ia alami mungkin juga dialami oleh banyak anak-anak di Kabupaten Tegal pada zamannya, tetapi bagaimana Ischak mengubah nasibnya menjadi inspirasi bagi banyak orang adalah sesuatu yang patut direnungkan.

Lahir dari pasangan Nurohman Nasori dan Siti Sulastri, Ischak tumbuh di tengah keluarga besar yang hidup pas-pasan. Sebagai anak kelima dari delapan bersaudara, Ischak terbiasa dengan kondisi rumah yang sangat sederhana. Rumah itu hanya memiliki dua kamar tidur, sehingga Ischak kecil sering harus tidur di ruang tamu, entah itu di atas karpet atau sofa. Meski hidup dalam keterbatasan, semangat dan cita-cita Ischak tidak pernah luntur. Ia terus belajar dan berusaha keras untuk keluar dari lingkaran kemiskinan yang melingkupinya.

Salah satu pilar yang membentuk karakter Ischak adalah didikan keras dari kakeknya, Haji Ashori, atau yang ia panggil Abah. Abahnya dikenal sangat disiplin, terutama dalam hal pendidikan dan agama. Ischak mengenang bagaimana Abahnya selalu menekankan pentingnya kejujuran.

“Kamu boleh melakukan apa pun, termasuk memukul orang, tapi jangan sampai menipu orang,” kata Ischak, mengenang nasihat sang kakek. Nilai kejujuran ini tertanam kuat dalam dirinya dan menjadi fondasi penting dalam kehidupannya.

Selain itu, Abahnya juga memiliki tiga prinsip utama yang selalu ditekankan kepada anak-anaknya: memberi nama yang baik, menyekolahkan semampunya, dan menikahkan anak ketika sudah waktunya. Nilai-nilai ini menjadi pedoman penting dalam kehidupan keluarga Ischak. Setiap anak yang ketahuan pacaran langsung dinikahkan, menurut tradisi yang dipegang teguh oleh keluarganya. Meski aturan ini terdengar keras, hal tersebut menunjukkan bagaimana keluarganya menekankan disiplin dan tanggung jawab sejak dini.

Hidup di daerah pedesaan yang terpencil di Kabupaten Tegal, akses terhadap pendidikan sangatlah terbatas. Ischak kecil harus berjalan kaki ke sekolah setiap hari, menyusuri rel kereta api dari rumahnya menuju SD Negeri 3 Prupuk Selatan. Perjalanan yang jauh dan melelahkan ini tidak menyurutkan semangatnya untuk menuntut ilmu. Justru, pengalaman ini membentuk karakter Ischak menjadi pribadi yang gigih dan pantang menyerah dalam menghadapi tantangan.

Saat Ischak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP dan SMA, tantangan yang ia hadapi semakin berat. Ia sering kali harus menunggu kendaraan pedagang atau pengendara motor yang lewat untuk bisa menumpang ke sekolah. Lokasi SMK 1 Adiwerna, tempat ia melanjutkan pendidikannya, tidak dilalui oleh jalur angkutan umum, sehingga Ischak harus mengandalkan keberuntungan setiap hari untuk bisa sampai ke sekolah. Namun, kesulitan ini hanya memperkuat tekadnya untuk terus belajar dan menggapai masa depan yang lebih baik.

Kondisi ekonomi keluarga yang serba kekurangan juga membuat Ischak terbiasa hidup sederhana. Saat di sekolah, ia sering kali tidak punya uang untuk jajan. Bahkan, ia harus meminta bantuan dari teman-temannya hanya untuk bisa membeli makanan di kantin. Namun, meski hidup dalam keterbatasan, Ischak tidak pernah malu untuk meminta bantuan ketika dibutuhkan. Ia mengerti bahwa kesulitan ini hanya sementara, dan dengan kerja keras, ia bisa meraih apa yang ia impikan.

Didikan keras dari keluarganya, khususnya dari Abahnya, tidak hanya membentuk kepribadian Ischak dalam hal kejujuran dan kedisiplinan, tetapi juga mengajarkannya untuk tetap teguh pada nilai-nilai agama dan tradisi. Di tengah semua tantangan yang ia hadapi, Ischak selalu berusaha untuk memegang teguh prinsip-prinsip yang diajarkan oleh kakek dan orang tuanya. Nilai-nilai inilah yang menjadi landasan moral dan etika dalam setiap langkahnya menuju kesuksesan.

Selain didikan keluarga, pendidikan formal juga memainkan peran penting dalam perjalanan hidup Ischak. Meski akses terhadap pendidikan sulit, Ischak tidak pernah menyerah. Bahkan ketika harus menempuh perjalanan jauh untuk bersekolah, ia melakukannya dengan penuh semangat. Ketekunan dan kerja kerasnya dalam menuntut ilmu menjadi salah satu faktor utama yang membawa Ischak ke posisi yang ia capai saat ini.

Ischak juga mendapat dukungan dari gurunya di SD, Pak Sutrisno, yang memberikan nasihat berharga yang masih ia ingat hingga hari ini. “Ojo Adigang Adigung Adiguna,” nasihat itu berbunyi, yang berarti “Jangan sombong dengan kekuatan, kekuasaan, atau kepandaian yang dimiliki.” Pesan ini menjadi salah satu prinsip hidup yang selalu dipegang Ischak dalam perjalanan karier dan kehidupannya. Meski kini berada di posisi yang lebih tinggi, ia tetap rendah hati dan tidak pernah melupakan asal-usulnya.

Ketika tumbuh dewasa, Ischak tidak hanya menjadi pribadi yang sukses dalam kariernya, tetapi juga menjadi figur yang dikenal karena kerendahan hatinya. Pengalaman masa kecilnya yang penuh tantangan mengajarkannya untuk selalu bersyukur dan menghargai setiap peluang yang ia dapatkan. Nilai-nilai yang ia pegang teguh membuatnya mampu menghadapi setiap rintangan dengan penuh keyakinan.

Kini, sebagai bakal calon Bupati Tegal, Ischak membawa semua nilai-nilai tersebut untuk menjadi inspirasi bagi masyarakat Kabupaten Tegal. Ia berharap bisa memberikan kontribusi nyata bagi daerah tempat ia dibesarkan, dengan fokus pada pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, khususnya mereka yang hidup di pedesaan. Visi dan misinya mencerminkan keinginannya untuk menciptakan perubahan yang berarti bagi Kabupaten Tegal.

Melalui kisah hidupnya, Ischak ingin menunjukkan bahwa setiap orang, tidak peduli seberapa sulit kondisi mereka, memiliki kesempatan untuk meraih sukses asalkan mereka mau bekerja keras dan tidak menyerah pada keadaan. Kini, sebagai pemimpin yang diharapkan bisa membawa perubahan, Ischak ingin menggunakan pengalamannya untuk menginspirasi generasi muda di Tegal agar terus bermimpi dan berjuang demi masa depan yang lebih baik.

Ischak Maulana Rohman adalah bukti nyata bahwa dengan ketekunan, kerja keras, dan pendidikan, seseorang bisa mengatasi segala rintangan dan mencapai impian mereka. Kisah hidupnya tidak hanya memberikan inspirasi bagi masyarakat Tegal, tetapi juga menjadi cermin bagi siapa pun yang tengah berjuang keluar dari keterbatasan.

By kim

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *