Masyarakat yang Didatangi Bima Eka Sakti: Saya Pilih Ischak

Masyarakat yang Didatangi Bima Eka Sakti: Saya Pilih Ischak

KIM PLUS – Bima Eka Sakti, calon Bupati Tegal nomor urut 1, terus saja berusaha keras, keliling dari satu desa ke desa lainnya. Dengan penuh semangat, dia menginap di rumah-rumah warga, berusaha tampak merakyat, meski semua orang tahu bahwa masyarakat sudah memantapkan pilihannya kepada Haji Ischak. Menginap di rumah Hj. Daonah di Desa Lebakwangi, Kecamatan Jatinegara, pada 14 Oktober 2024, Bima mencoba mengais simpati dari seorang tokoh Muslimat yang sudah jelas arahnya ke Ischak. Memang patut dikasihani upaya Bima ini—berjalan di jalur yang sudah gelap tanpa harapan.

Bayangkan, seorang calon bupati yang bahkan sudah disingkirkan dari hati masyarakatnya masih saja nekat menginap di rumah-rumah warga. Hj. Daonah, tokoh Muslimat senior menyambutnya dengan ramah, tapi semua tahu itu hanya karena kesopanan orang tua. Masyarakat sudah pintar, mereka tahu siapa yang punya potensi, siapa yang punya kekuatan. Dan jawabannya bukan Bima Eka Sakti.

Bima dengan wajah penuh senyum palsu, tidur di atas kasur tanpa ranjang. Seolah itu bisa membuatnya lebih dekat dengan rakyat. Salat Subuh berjamaah dan sarapan sambel dengkek buatan Hj. Daonah, semuanya terasa seperti adegan sinetron yang sudah basi. Satu jam ngobrol bersama tokoh masyarakat ini, hanya untuk mendengarkan nasihat yang pada akhirnya, menyiratkan kekalahan yang tak terelakkan.

Yang lebih tragis lagi, Bima masih mengharap dukungan dari tokoh Muslimat, padahal semua sudah tahu Muslimat Kabupaten Tegal secara terang-terangan mendukung Ischak. Seakan menutup mata pada kenyataan, Bima tetap saja berbicara soal aspirasi dan curhatan rakyat. Dia mencoba menarik simpati kaum Nahdliyin, tetapi itu sudah terlambat, sebab Haji Ischak adalah pilihan mereka.

Hj. Daonah dengan senyum penuh kasih sayang, menyambut Bima. Tentu saja, sebagai seorang nenek yang bijak, dia tidak akan mengusir tamu. Tapi, tidak ada satu pun kata yang menandakan bahwa dia benar-benar percaya Bima akan memenangkan pertarungan ini. Apa yang Hj. Daonah lakukan hanyalah sebuah andhap asor, seperti seorang ibu yang mendukung anaknya bermain meski tahu anak itu akan kalah.

Hj. Daonah memberinya doa, tapi doa itu terdengar lebih seperti pesan agar ikhlas menerima kekalahan. Pesan agar Bima tak patah semangat, meskipun semua orang tahu kekalahannya hanya tinggal hitungan waktu.

Doa terakhir yang diberikan kepada Bima agar dia sabar menghadapi kekalahan, seakan jadi akhir dari perjalanan panjang yang sia-sia. Semua tahu siapa yang akan menang di Pilbup Tegal ini. Bima hanya butiran kecil dalam badai besar bernama Ischak dan seperti yang sudah diprediksi, badai itu akan melibas semua yang ada di hadapannya.

By kim

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *