KIM PLUS – Tak diragukan lagi, pasangan Ischak-Kholid meraih dukungan dari kalangan pesantren dan ASN yang membuat mereka hampir tak terkejar dalam Pilkada Kabupaten Tegal 2024. Dukungan tersebut bukan sekadar formalitas, melainkan dukungan nyata yang datang dari tokoh-tokoh kunci pesantren seperti KH Chambali, KH Rofiq, dan Ustad Faiq. Para ulama ini bahkan bersedia didata dan difoto sebagai bentuk komitmen mereka kepada Ischak-Kholid. Dengan dukungan yang begitu SOLID, tak ada lagi ruang bagi lawan untuk sekadar bermimpi menguasai Tegal.
Kabupaten Tegal memang sudah seharusnya dipimpin oleh sosok NU tulen. Hanya orang-orang yang benar-benar memahami kebutuhan masyarakat Tegal yang layak memimpin. Sudah lama pesantren menjadi pilar utama di Tegal, dan pasangan Ischak-Kholid hadir sebagai representasi dari kekuatan tersebut. Mereka membawa nilai dan visi NU yang konsisten, sementara yang lainnya? Tukang ngimpi.
Bagi ASN, netralitas hanya tinggal jargon. Kenyataannya, mereka tahu betul siapa yang memiliki visi konkret dan siapa yang tidak. Ketika aturan mengharuskan mereka netral, hati mereka sudah mantap memilih Ischak-Kholid. Inilah pasangan yang terbukti memiliki kendali, memahami birokrasi, dan yang paling penting, membawa perubahan nyata bagi Tegal. Mereka tidak ingin dipimpin oleh sosok yang hanya mengandalkan janji kosong, yang tak punya kekuatan nyata untuk menjalankan roda pemerintahan.
ASN tahu mana calon yang bisa bekerja, bukan sekadar bicara. Pasangan Ischak-Kholid hadir dengan program-program yang bisa diwujudkan dan tak sekadar omong kosong. Seluruh elemen masyarakat, dari tokoh pesantren hingga ASN, tahu bahwa Tegal membutuhkan pemimpin yang kuat. Pasangan ini menawarkan arah yang jelas, bukan angan-angan yang tak berujung.
Para pesaing mereka hanya menggembar-gemborkan kampanye tanpa rencana nyata, sementara Ischak-Kholid melangkah maju dengan dukungan dari tokoh-tokoh yang punya pengaruh nyata. Dukungan dari pesantren bukan sekadar basa-basi; ini adalah kekuatan yang mengakar di masyarakat, dan tak satu pun dari pesaing mereka memiliki pengaruh sebesar itu. Semua ini menjadi sinyal jelas bahwa kemenangan sudah hampir pasti di tangan Ischak-Kholid.
Tokoh-tokoh kunci seperti KH Chambali dan KH Rofiq tak akan sembarangan memberikan dukungan mereka.
“Sopo wonge sing SOLID, pasti wonge APIK” kata KH Chambali Utsman, disela-sela saat ijasahan.
Mereka memilih Ischak-Kholid karena mereka tahu pasangan ini pilihan terbaik untuk menjaga keutuhan NU di Tegal. Mereka tahu, hanya pemimpin NU tulen yang benar-benar paham cara mengembangkan Tegal, dan inilah posisi yang hanya bisa diduduki oleh Mas Kaji Ischak, bukan orang luar yang datang hanya untuk sekadar mencoba peruntungan.
Pasangan Bima-Mujab tak punya kapasitas untuk mengimbangi dukungan sebesar ini. Mereka hanya hadir dengan klaim kosong, sementara dukungan mereka hancur tanpa tokoh-tokoh yang benar-benar berpengaruh. Di Tegal yang diinginkan ialah pemimpin yang siap bekerja, bukan sekadar figur yang ada untuk dekorasi. Ischak-Kholid pilihan yang sudah ditetapkan oleh hati rakyat dan masyarakat pesantren Tegal.
Dalam situasi seperti ini, kemenangan Ischak-Kholid sudah jelas di depan mata. Mereka bukan sekadar pasangan calon, mereka simbol kekuatan NU dan representasi dari Tegal yang kuat. Kemenangan mereka sudah di depan mata, karena Tegal tahu siapa yang layak untuk memimpin dan siapa yang hanya akan membawa Tegal pada janji-janji kosong. Ischak Maulana Rohman dan Ahmad Kholid hadir sebagai representasi rakyat, NU, ASN, dan mereka hanya tinggal menunggu waktu untuk melangkah pasti dilantik sebagai pemimpin Kabupaten Tegal.