KIM PLUS – Kabupaten Tegal kembali membuktikan dirinya sebagai salah satu wilayah dengan terobosan pendidikan vokasi terbaik di Indonesia. Data terbaru menunjukkan lonjakan signifikan pada penduduk bekerja lulusan SMA kejuruan atau SMK, dari angka memprihatinkan 12,70 persen di tahun 2023 menjadi gemilang di angka 15,77 persen pada 2024. Kenaikan ini bukan hanya angka kosong, tetapi sebuah bukti tak terbantahkan bahwa pendidikan kejuruan di Tegal semakin relevan dengan kebutuhan pasar kerja.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten Tegal, Joko Kurnianto, dengan penuh percaya diri menyampaikan capaian ini pada acara akbar Launching Teaching Factory (Tefa) dan Festival P5 di SMK Negeri 1 Adiwerna, Kamis (19/12/2024). Dalam pidatonya, Joko menekankan bahwa peningkatan tersebut adalah hasil kerja keras pemerintah daerah dan sinergi kuat antara sekolah, dunia usaha, dan masyarakat.
“Kami tidak sekadar bicara mimpi, tapi mencetak hasil nyata,” ujarnya dengan nada bangga.
Namun, di balik semua kemajuan ini, Joko juga menyentil kenyataan pahit yang masih menggelayuti lulusan SMK, yaitu tingkat pengangguran terbuka (TPT) yang naik tipis dari 15,18 persen di tahun 2023 menjadi 15,43 persen pada 2024. Menurutnya, angka ini menjadi tantangan sekaligus pelecut semangat untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan kejuruan di Kabupaten Tegal.
Dan jawabannya? Tentu saja Teaching Factory, atau Tefa, yang menjadi terobosan andalan SMK Negeri 1 Adiwerna. Program ini tidak main-main. Mengintegrasikan pembelajaran teori dengan praktik langsung di lingkungan yang menyerupai dunia kerja nyata, Tefa menjadi jalan tol bagi siswa SMK untuk langsung masuk ke pasar kerja. Tak heran, sekolah ini mampu mencatatkan angka penyerapan lulusan hingga 63,2 persen di tahun 2024.
“Ini adalah bukti kami bergerak lebih cepat dari bicara,” ujar Pelaksana Tugas Kepala Sekolah, Joko Pramono.
Tefa bukan sekadar gimmick. Ini adalah solusi konkret yang membuat lulusan SMK di Tegal lebih siap menghadapi tantangan industri. Dengan keterampilan praktis yang langsung diasah oleh para profesional di bidangnya, siswa tidak lagi sekadar berteori, tetapi menjadi pelaku yang siap berkompetisi. Sebagai bonus, program ini juga mendorong inovasi dan jiwa kewirausahaan di kalangan siswa.
“Kami tidak hanya mencetak pekerja, tapi juga calon pengusaha hebat,” tambah Joko Pramono dengan nada optimis.
Tidak berhenti di situ, Festival P5 yang digelar bersamaan menjadi panggung besar untuk mengukuhkan karakter dan nilai-nilai Pancasila dalam diri siswa. Dengan berbagai kegiatan kreatif seperti lomba, pertunjukan seni, dan diskusi, siswa tidak hanya menjadi cerdas secara akademik, tetapi juga matang secara moral dan sosial.
“Inilah yang membedakan kami dengan yang lain. Pendidikan di Tegal tidak hanya soal otak, tetapi juga karakter,” tegasnya.
Momen ini semakin spesial dengan kehadiran Bupati Tegal Terpilih, Ischak Maulana Rohman, yang tak lain ialah alumni SMK Negeri 1 Adiwerna. Dalam pidatonya, Ischak memuji inovasi luar biasa dari almamaternya yang terus beradaptasi dengan kebutuhan zaman.
“Sebagai alumni, saya bangga. SMK Negeri 1 Adiwerna adalah contoh nyata bagaimana pendidikan kejuruan menjadi motor penggerak perubahan di Kabupaten Tegal,” ujar Ischak dengan nada penuh wibawa.
Panggung telah disiapkan, jalan telah dibuka. Kabupaten Tegal, dengan SMK Negeri 1 Adiwerna sebagai pionirnya, kini berdiri di garis depan pendidikan vokasi di Indonesia. Sementara daerah lain sibuk mencari alasan untuk kegagalan mereka, Tegal terus melesat dengan hasil nyata. Selamat datang di era baru pendidikan kejuruan. Selamat datang di masa depan Kabupaten Tegal!